Pembuatan Batik


Laporan praktikum

“BATIK”

A.   Tujuan Percobaan
1.    Mengetahui cara-cara pembuatan batik
2.    Belajar untuk dapat melestarikan budaya Indonesia

B.   Alat dan Bahan

1.    Malam
2.    Canting
3.    Kain
4.    Wajan
5.    Nitrit
6.    Kompor
7.    Zat warna reaktif dingin
8.    Tepol
9.    Garam
10. Natrium karbonat
11. Baskom
12. Gelas beker
13. Pensil

C.   Langkah Kerja

1.    Mengencerkan malam
2.    Membuat pola yang akan ditutup pada kain
3.    Menutup pola dengan malam menggunakian canting
4.    Membuat larutan celup dengan menggunakan zat warna reaktif, tepol dan air
5.    Mencelupkan kain yang telah dipola dan dilapisi malam kedalam larutan celup +/-  15 menit
6.    Setelah +/- 15 menit, masukkan garam (NaCl) sebagai pemberi suasana alkalis dan agar zat warna meresap kedalam serat kain, selama +/- 15 menit
7.    Setelah +/- 15 menit, rendam kedalam larutan zat warna yang telah dicampur NaCl diberikan NaCO3 yang gunanya sebagai fiksasi zat warna agar zat warna tidak luntur +/- 15 menit.
8.    Merebus kain dalam air mendidih/ air panas untuk memporodan malam sampai malam bersih dengan sabun panas dan mengkan zat-zat yang tidak bereaksi.
9.    Setelah semua proses selesai, lalu jemur hingga kering.

D.   Pembahasan

   Praktikum yang dilakukan ini merupakan salah satu cara melestarikan budaya Indonesia. Praktikum ini berjudul “BATIK” yang bertujuan untuk Mengetahui cara-cara pembuatan batik dan Belajar untuk dapat melestarikan budaya batik Indonesia. Batik berasal dari kata mba dan titik yang berarti tulis dan titik, maka bila di gabungkan akan berarti menulis titik. Pembuatan batik dilakukan dengan cara memberikan malam pada pola yang telah di buat dengan menggunakan canting. Malam yang di berikan haruslah tembus, agar zat warna tidak masuk kedalam pola. Karena malam yang di gunakan dalam pembuatan batik adalah sebagai penutup agar zat warna tidak masuk kedalam pola. Batik terdiri dari dua macam, batik tulis dan batik cap. Batik tulis di buat dengan cara memberikan malam pada pola dengan menggunakan canting, sedangkan batik cap menggunakan suatu alat cap untuk memberikan malam pada kain. Pada praktikum yang dilakukan, malam yang digunakan adalah malam coklat, malam coklat lebih sukar meresap dibandingkan dengan malam kuning, sehingga pada praktikum terdapat banyak bagian yang tidak tembus oleh malam. Pembuatan pola pada batik di sarankan menggunakan pensil, agar pola yang di buat akan hilang saat pencucian kain menggunakan sabun panas.

E.   Kesimpulan

·         Malam berfungsi untuk menutup serat kain agar zat warna tidak dapat memasuki serat kain.
·         Zat warna reaktif dingin digunakan karena malam tidak tahan akan panas.
·         NaCl berfungsi membawa suasana alkalis agar zat warna menyerap kedalam serat kain.
·         NaCO3 berfungsi sebagai fiksasi zat warna agar zat warna tidak luntur.
·         Sabun panas berfungsi sebagai pelorod dan pembersih zat-zat yang tidak bereaksi saat pencelupan sehingga warna menjadi cerah.

F.    Daftar Pustaka